Jakarta (26/03) — Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Idrus Salim Al-Jufri menyampaikan interupsi dalam Sidang Paripurna DPR, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (25/03/2025).
Pria yang akrab disapa Habib Idrus ini menyoroti aksi genosida yang kembali dilakukan oleh zionis Israel kepada masyarakat Gaza.
“Sejak 7 Oktober 2023, dunia menyaksikan tragedi kemanusiaan paling brutal di abad ini. Agresi militer Israel ke Gaza yang berlangsung tanpa jeda dan tanpa rasa kemanusiaan,” terang Habib Idrus.
Hingga hari ini, lanjutnya, lebih dari 50.000 warga Palestina telah gugur, dan lebih dari 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 13.000 anak-anak terbunuh.
“Ini bukan sekadar statistik. Ini adalah wajah nyata dari pembantaian massal yang terjadi setiap hari, setiap jam, di hadapan dunia yang membisu.
Lebih dari 60% infrastruktur Gaza telah hancur. Rumah sakit dibom, sekolah-sekolah UNRWA dihancurkan, tempat ibadah dijadikan target, jurnalis dan relawan kemanusiaan turut dibantai,” ujar Anggota DPR RI dari Dapil Banten III ini.
Yang terbaru dan paling memilukan, kata Habib Idrus, Israel kembali melanggar kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya menjadi titik terang di bulan penuh rahmat ini.
“Justru di bulan Ramadan, Israel kembali melancarkan serangan brutal yang menghancurkan Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, satu-satunya pusat perawatan kanker di Gaza. Ribuan pasien kanker kini kehilangan akses terhadap pengobatan yang vital,” urainya.
Tak hanya itu, lanjut Habib Idrus, Rumah Sakit Nasser di Khan Younis juga diserang, menewaskan sedikitnya lima orang. Serangan ini menambah daftar panjang fasilitas kesehatan yang dihancurkan secara terang-terangan.
“Setelah berakhirnya gencatan senjata tahap pertama yang dimulai Januari 2024, dan gagalnya gencatan senjata tahap kedua, Israel kembali melanjutkan serangan pada 18 Maret 2025,” sebutnya.
Dalam enam hari terakhir, lanjutnya, 730 warga Palestina tewas dan 1.367 orang terluka, termasuk 57 orang yang tewas dalam 24 jam terakhir. Ini menunjukkan bahwa kekerasan tidak mereda, tapi justru semakin menggila.
“Ini bukan sekadar konflik.
Ini adalah genosida modern.
Sebuah ‘Holocaust versi abad 21’, dilakukan secara sistematis dan terang-terangan oleh rezim Zionis terhadap lebih dari 2,3 juta penduduk sipil Gaza yang tidak memiliki tempat untuk berlindung,” tegas Habib Idrus.
Ironisnya, kata Habib Idrus, ini dilakukan oleh pihak yang selama puluhan tahun menggunakan ‘Holocaust’ sebagai legitimasi politik dan narasi global. Kini mereka mengulang sejarah kelam itu, tapi sebagai pelaku.
“Oleh karena itu, melalui forum yang terhormat ini, saya menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Republik Indonesia yang telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza,” terangnya.
Pihaknya mendorong agar pemerintah terus melanjutkan upaya tersebut, baik bantuan moril maupun materil, serta terus meningkatkan peran aktifnya di panggung diplomatik internasional melalui jalur bilateral, PBB, OKI, dan semua kanal yang memungkinkan guna menghentikan pembantaian ini dan membuka akses penuh bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Kami juga mengajak DPR RI agar menyampaikan sikap politik resmi yang tegas, bukan hanya sebagai representasi rakyat Indonesia, tapi juga sebagai pelaksana amanat konstitusi, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” ujar Habibnya Tangerang ini.
Seluruh Fraksi di DPR, kata Habib Idrus, agar bersatu suara untuk mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina, baik melalui jalur diplomasi, aksi kemanusiaan, maupun solidaritas internasional lainnya.
“Saudara-saudara sekalian,
Diam kita hari ini bisa menjadi dosa. Tapi suara kita, bisa menjadi amal yang tercatat dalam sejarah,” tutupnya.